Sabtu, 19 Desember 2015

Khasiat Alpukat ^_^

Alpukat mungkin berlemak, namun hal itu tidak berarti bahwa buah yang satu ini memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Bahkan, kenyataannya buah alpukat merupakan salah satu makanan yang bisa memberikan energi ekstra dan manfaat kesehatan lainnya pada tubuh.

Tekstur yang lembut dan rasanya yang nikmat membuat alpukat menjadi bahan yang banyak diolah untuk menjadi beragam makanan dan minuman. Dikarenakan alpukat mengandung lemak, maka buah ini bisa dijadikan sebagai pengganti daging dalam sandwich atau salad. Namun dari semua penjelasan ini, hal apakah yang membuat alpukat begitu penting dalam kehidupan manusia sehari-hari? Artikel kali ini akan membahas tentang nutrisi dan manfaat buah alpukat yang bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Kandungan Nutrisi Buah Alpukat

Lemak sehat
Alpukat mengandung lemak yang mengisi sekitar tiga-perempat jumlah kalori secara keseluruhan. Namun demikian, lemak dalam buah alpukat adalah lemak tak jenuh tunggal dalam bentuk asam oleat. Lemak tak jenuh tunggal merupakan ‘lemak baik’ yang dapat mengurangi kadar kolesterol jahat dalam darah dan dapat menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Protein
Buah alpukat rata-rata mengandung sekitar 4 gram protein, jauh lebih banyak dibandingkan buah-buahan lainnya.

Gula
Kadar gula dalam alpukat merupakan salah satu yang terendah dibandingkan dengan buah lainnya. Setengah buah alpukat mengandung sekitar 0,2 gram gula.

Vitamin dan mineral
Alpukat merupakan sumber kalium yang bahkan mungkin lebih banyak daripada buah pisang. Selain itu, alpukat kaya akan vitamin K, vitamin B9, vitamin B6, vitamin B5, vitamin C, dan vitamin E.

Serat pangan
Alpukat ukuran sedang mengandung 11 gram serat, hampir setengah dari jumlah asupan serat harian yang disarankan.

Manfaat Buah Alpukat Bagi Kesehatan

Selain sebagai sumber serat dan vitamin, penelitian menunjukkan bahwa alpukat mempunyai sejumlah manfaat bagi kesehatan, seperti mengurangi risiko berbagai penyakit termasuk diabetes.

1. Menurunkan Kadar Kolesterol
Alpukat kaya akan senyawa yang disebut beta-sitosterol yang telah terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Menurut sebuah studi, pasien dengan hiperkolesterolemia ringan yang menyertakan alpukat dalam menu makan mereka selama 7 hari diketahui memiliki 17 persen penurunan kadar kolesterol darah total, penurunan 22 persen kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta peningkatan 11 persen di kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) .

2. Menjaga kesehatan jantung
Alpukat mengandung vitamin B6 dan asam folat, yang membantu mengatur kadar homosistein (homocysteine​​). Kadar homosistein yang tinggi ​​dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Alpukat juga mengandung vitamin E, glutathione, dan lemak tak jenuh tunggal, yang dapat membantu dalam menjaga kesehatan jantung.

3. Mengontrol tekanan darah
Alpukat juga merupakan sumber kalium yang dapat membantu mengontrol tekanan darah.

4. Sifat anti-inflamasi
Senyawa fitonutrien yang ditemukan dalam alpukat, seperti polifenol dan flavonoid diketahui memiliki sifat anti-inflamasi, sehingga mengurangi risiko gangguan inflamasi (peradangan) dan degeneratif.

5. Menjaga kesehatan mata
Alpukat adalah sumber dari lutein karotenoid yang dikenal dapat membantu melindungi mata dari katarak dan kerusakan yang berhubungan dengan degenerasi makula terkait usia.

6. Mengatur kadar gula darah
Lemak tak jenuh tunggal(lemak baik) dalam alpukat bisa membalikkan resistensi insulin yang dapat membantu mengatur kadar gula darah. Alpukat juga mengandung serat larut yang menjaga kadar gula darah tetap stabil.

7. Membantu mencegah cacat lahir
Alpukat kaya akan folat, vitamin B9 yang dikenal sebagai asam folat. Satu cangkir alpukat menyediakan sekitar 23% folat dari nilai harian yang direkomendasikan. Tingginya jumlah folat dalam alpukat sangat penting dalam pencegahan cacat lahir, seperti cacat tabung saraf dan spina bifida.

8. Mengurangi resiko stroke
Tingginya kadar folat dalam alpukat juga dapat melindungi tubuh dari serangan stroke. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang makan makanan kaya folat memiliki risiko lebih rendah terkena stroke daripada mereka yang jarang menerima asupan folat.

9. Melindungi terhadap kanker
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa alpukat dapat menghambat pertumbuhan kanker prostat. Asam oleat dalam alpukat juga efektif dalam mencegah kanker payudara.

10. Melawan radikal bebas
Alpukat mengandung glutathion , sebuah antioksidan kuat yang dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh .

11. Memiliki sifat anti-penuaan
Berkat antioksidannya yang tinggi, alpukat bermanfaat dalam mencegah gejala penuaan. Glutathion dalam alpukat dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperlambat proses penuaan, dan mendorong sistem saraf yang sehat.

12. Membantu mengatasi bau mulut
Alpukat adalah salah satu makanan pencuci mulut alami terbaik dan bisa berperan sebagai ‘obat’ bau mulut. Buah ini juga dapat membantu ‘membersihkan usus’ yang menjadi penyebab mulut menjadi bau.

13. Perawatan Kulit
Minyak alpukat sering ditambahkan pada banyak kosmetik karena kemampuannya dalam memelihara kulit dan membuat kulit lebih tampak bersinar. Alpukat juga dapat membantu mengobati psoriasis, penyakit kulit yang menyebabkan kulit kemerahan dan iritasi.

14. Membantu menambah berat badan
Alpukat memiliki 200 kalori untuk 100 gram, lebih banyak dari buah lainnya yang memiliki sekitar 60-80 kalori per 100 gramnya. Karena jumlah kalorinya yang tinggi, alpukat merupakan makanan terbaik bagi orang-orang yang ingin menaikkan berat badan dengan cara yang sehat. Alpukat merupakan sumber kalori yang sehat, tidak seperti makanan padat kalori lainnya yang mungkin mengandung lemak jenuh dan gula berlebih.

15. Meningkatkan penyerapan nutrisi
Asupan alpukat dikaitkan dengan peningkatan penyerapan gizi. Sebuah studi menunjukkan bahwa ketika para partisipan mengonsumsi salad yang terdapat alpukatnya, mereka menyerap lima kali lebih banyak jumlah karotenoid daripada mereka yang hanya mengonsumsi salad saja tanpa alpukat. Karotenoid adalah kelompok nutrisi yang mengandung beta karoten dan likopen.



Sumber : 

PENELITIAN KANDUNGAN GAS DI PASURUAN

            Dewasa ini eksplorasi sumber energi khususnya minyak bumi dan gas berkembang sangat pesat sejalan dengan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang semakin mendesak. Survey seismik pada seismik pantul dangkal saluran tunggal mengungkapkan keadaan bawah permukaan dasar laut dengan hasilnya yang sangat baik untuk eksplorasi gas biogenik, yaitu memberikan informasi mengenai struktur geometri bawah permukaan dasar laut.
             Morfologi dasar laut daerah penyelidikan relatif landai dengan kedalaman laut berkisar antara 2 hingga 25 meter. Kedalaman laut bertambah ke arah bagian timur laut dan mendangkal ke arah bagian barat dan barat daya. Perkiraan perhitungan secara kasar bahwa potensi terukur gas dalam sedimen di Perairan Pasuruan pada sedimen runtunan 1 yang berumur Holosen adalah sebesar 168.820.000 m . Nilai ini berdasarkan luas daerah penyebaran dari sedimen bermuatan gas.

Pengolahan data Seismik Pantul Dangkal
         Hasil rekaman seismik pantul dangkal merupakan penampang waktu (Time Section) yang menggambarkan bidang-bidang pantul (reflektor) dari permukaan air laut hingga bawah dasar laut pada kedalaman tertentu.
            Hasil analisa laboratorium contoh batuan yang diambil dari dasar laut di perairan Pasuruan dan sekitarnya sangat berguna sekali untuk memperkirakan kecepatan rambat gelombang seismik (seismic velocity) pada sekuen paling atas dalam satuan meter yang akan di tuangkan dalam peta kedalaman sequen (peta Isopah). Panjang lintasan yang telah dilakukan untuk perekaman kondisi bawah dasar laut dengan metoda seismik pantul dangkal ini adalah sepanjang 150 kilometer dengan lintasan utama berarah utara- selatan hampir tegak lurus pantai Pasuruan.
         Dalam penelitian ini metoda seismik menggunakan pemancar energi Uniboom yang mempunyai resolusi tinggi dengan kemampuan identifikasi runtunan-runtunan sedimen hingga sekitar 50 meter di bawah dasar laut. Semua posisi ditentukan menggunakan Sistem Satelit Navigasi Terpadu dengan perangkat Magelen M1000/Garmin Survey II yang dilengkapi paket piranti lunak modifikasi PPGL sehingga didapatkan akurasi ketelitiam posisi kurang dari 20 meter. Akusisi atau pengambilan data di lapangan menggunakan peta kerja sekala 1 : 50.000. Perhitungan ketebalan sequen yaitu dengan mengalikan ketebalan sequen dalam satuan waktu (detik) dengan kecepatan rambat gelombang seismik yang diperkirakan dalam satuan meter perdetik (m/sec). Untuk perairan Jawa timur yang tidak memiliki variasi dalam jenis batuannya, maka asumsi kecepatan rambat sinyal akustik pada sedimen lumpur dan pasir (Unit IA) adalah 1600 m/sec, sekuen II (Unit IB) 1650 m/sec, sekuen III (unit IC) 1700 m/sec, dan sekuen IV (unit ID) 1750 m/sec. Data-data yang perlu diketahui dalam perhitungan kedalaman dan ketebalan adalah :
a. Waktu tempuh gelombang pantul
b. Penentuan skala vertical penampang seismic

Waktu Tempuh Gelombang Pantul

        Waktu tempuh gelombang pantul bolak-balik diperoleh dengan cara mengukur jarak vertikal tiap-tiap perlapisan dari hasil rekaman analog seismik. Tahap pertama adalah menarik batas-batas tiap lapisan. Setelah batas perlapisan diketahui maka diukur pula lebar satu sapuan (sweep). Seperti diketahui bahwa penampang seismik yang diperoleh waktu tempuh two way time-nya adalah 250 milidetik. Dari rekaman seismik hasil yang diperoleh merupakan penampang waktu (Time Section). Penampang waktu tersebut menggambarkan waktu tempuh gelombang seismik bolak-balik. Untuk mendapatkan waktu tempuh gelombang bolak-balik, perlu diketahui waktu rata-rata picu (firing rate). Sebagai contoh pada rekaman digunakan firing rate ¼ detik / Sweep. Dengan mengukur jarak vertikal (secara grafis) masing-masing perlapisan, maka waktu tempuh dari permukaan laut hingga batas-batas perlapisan (bidang pantul) dapat diketahui.
        Berikut ini akan diberikan cara menentukan waktu tempuh gelombang seismik bolak-balik pada lintasan 1 sweep = 0,25 detik = 250 mili detik. Satu sweep terdiri dari 10 kolom dimana tiap kolom 33 mm. Oleh karena itu lebar 10 kolom = 330 mm (telah diproses) .Dengan mengukur dari permukaan laut hingga mencapai dasar laut, misalkan didapat = 5 mm, Waktu tempuh gelombang bolak-balik (TWT) dari permukaan hingga dasar laut adalah 250 milidetik/330mm x 5 mm = 3,78 mili detik.

Penentuan Skala Vertikal Penampang Seismik

           Panjang garis seismic section adalah 250 mili detik (TWT) , karena waktu tempuh gelombang bolak-balik TWT (Two Way Time) sehingga waktu tempuh itu dibagi dua yaitu 250/2 = 125 mili detik.  Karena ada 10 kolom maka125/10 = 12,5 milidetik dengan perbandingan dari panjang tiap marking dan semua kolom, maka 12,5/250 = 0,05 mili detik karena cepat rambat gelombang seismik dalam air adalah 1500 meter / detik, maka 12,5/250 x 1500 = 75 meter dengan Sweep rate ¼ detik / Sweep maka 12,5/250 x 1500 x 0,25 = 18,75 meter karena sapuan ¼ detik / Sweep pada setiap ½ detik ledakan, maka (12,5/250 x 1500 x 0,25)x 2 = 37,5 meter. Sehingga Skala vertikal untuk kedalaman air adalah 37,5 m pada penampang seismik. Karena dibagi menjadi 3 kolom maka tiap kolom 12,5 meter. Dengan perbandingan (33/ 330 x 1500 x 0,25)/3 = 12,5. Penentuan kedalaman air dapat juga dikoreksi terhadap MSL (Mean Sea Level) dari pengamatan pasang surut laut. Untuk menentukan skala vertikal ketebalan sedimen, maka asumsi kecepatan rambat sinyal akustik diambil 1600 meter / detik. Sehingga dengan cara yang sama, (12,5/250 x 1600 x 0,25)x 2 = 40 meter. Atau (33/330 x 1600 x 0,25)/3 = 13,3 meter.


Sumber :
http://www.forumsains.com/artikel/penelitian-kandungan-gas-di-daerah-pasuruan%20/

MISTERI HIBERNASI


Pada musim dingin, para beruang memperlambat metabolisme lebih dari yang dapat diprediksi oleh suhu tubuh mereka. Jangan menilai seekor beruang dari suhu badannya, demikian seperti yang diindikasikan oleh data pertama mengenai fisiologi hibernasi.

Ada sesuatu yang terjadi pada hibernasi beruang hitam yang memperlambat rasio metabolisme lebih dari yang bisa dijelaskan oleh suhu tubuh yang rendah, menurut laporan ahli fisiologi ekologi Øivind Tøien dari Universitas Alaska Fairbanks.

Pada musim dingin Alaska, para beruang hitam yang secara dekat dipantau, menurunkan suhu tubuh mereka rata-rata hanya 5,5 derajat Celsius, seperti yang dilaporkan oleh Tøien dan rekan-rekannya dalam edisi 18 Februari jurnal Science. Kalkulasi standar fisiologi memprediksikan bahwa dingin yang seperti itu akan memperlambat metabolisme sekitar 65 persen rasio istirahat nonhibernasi. Akan tetapi metabolisme para beruang tersebut melambat bahkan ke zona penghematan energi yang rata-rata hanya 25 persen dari rasio dasar musim panas.

Hal seperti itu sejauh ini belum ditemukan dalam penelitian pada mamalia lainnya yang melakukan hibernasi, tutur rekan peneliti Brian M. Barnes yang juga dari Universitas Alaska Fairbanks.

Hibernasi mamalia penting bagi penelitian medis manusia, kata ahli fisiologi ekologi Hank Harlow dari Universitas Wyoming di Laramie. Dengan mendasarkan pada mekanisme yang ingin sekali dimengerti oleh para ilmuwan, beruang hitam meluangkan waktu lima hingga tujuh bulan tanpa makan, minum atau buang air kecil. Akan tetapi tak seperti orang-orang yang hanya meluangkan waktu di tempat tidur atau luar angkasa, mamalia-mamalia yang melakukan hibernasi tersebut tidak kehilangan kekuatan otot atau massa tulang mereka. "Beruang memang mengagumkan," kata Harlow.

Studi ini merupakan yang pertama secara terus-menerus memonitor rasio metabolisme dan suhu tubuh selama hibernasi beruang pada kondisi-kondisi rendah gangguan, tutur Tøien. Studi lainnya berdasarkan pengambilan sampel yang tidak terus menerus dengan peralatan yang lebih lama, bukti tak langsung, atau mempelajari para beruang dengan banyak sekali orang yang berada di dekat, menghasilkan "ketidakpastian," ungkapnya.

Dia dan para koleganya mendapatkan data yang sedemikian besarnya dengan cara menjadi sukarelawan untuk mempelajari beruang hitam yang mencari makanan dekat pemukiman warga dan akan segera dibunuh karena dianggap sebagai ancaman. "Kami membaca tentang mereka di Anchorage Daily News sebelum kami mendapatkan mereka," kata Tøien.

Untuk penelitian hibernasi mereka, para peneliti memonitor lima beruang, menempatkan mereka di kotak-kotak kayu jauh di dalam hutan. Kotak-kotak kayu tersebut sengaja dibuat tidak terlalu kuat agar supaya para beruang dapat menghancurkannya kapan pun mereka ingin keluar. Akan tetapi ketika para beruang berada di dalamnya, para peneliti memeriksa konsentrasi oksigen untuk melacak rasio metabolisme. Instrumen-instrumen juga mengukur pergerakan otot dan fungsi jantung.

Salah satu beruang tidak banyak menurunkan suhu tubuhnya selama awal hibernasi hingga dia melahirkan seekor anak beruang. Anak beruang tersebut tidak dapat bertahan hidup, dan setelah itu suhu tubuh beruang betina tersebut berperilaku lebih seperti tubuh beruang lainnya.

Laporan-laporan tentang penurunan rasio metabolisme yang cukup baik selama hibernasi menggembirakan Eric Hellgren dari Universitas Illinois Bagian Utara, yang mengakui "suatu sudut pandang berat sebelah sebagai seorang ahli biologi beruang." Dia mengatakan studi yang dilakukan di Alaska tersebut mungkin akan mengakhiri diskusi panjang para ahli fisiologi yang menganggap hibernasi beruang sebagai "suatu bentuk berbeda dan 'lebih kurang'" dibandingkan dengan perubahan metabolisme besar yang terlihat pada hewan-hewan kecil seperti tupai tanah.

Pemantauan lebih rinci juga mengungkap kebiasaan-kebiasaan khusus beruang lainnya, seperti siklus-siklus beberapa hari atau semingu selama pertengahan hibernasi ketika para beruang untuk sementara menaikkan suhu tubuh mereka. Tøien tidak menilai kenaikan kecil ini setara dengan penghangatan penuh secara berkala yang biasa dilakukan oleh hampir semua hewan lebih kecil yang melakukan hibernasi, yang menaikkan suhu tubuh mereka ke jarak normal selama beberapa minggu, buang air kecil dan kemudian menurunkan lagi suhu tubuh mereka. Para peneliti yang tidak hati-hati melakukan pengukuran metabolisme selama siklus beruang akan mendapatkan angka inflasi pada garis hibernasi, catatnya.

Pengukuran rasio jantung pada tiga beruang Alaska menunjukkan penurunan dari rata-rata 55 detak per menit sebelum hibernasi menjadi 14 detak tak menentu per menit pada musim dinin. Harlow mengatakan bahwa dia juga telah mendengar jantung beruang yang berhibernasi berdetak selama beberapa waktu dan kemudian berdetak secara tak menentu. Mungkin untuk menghemat energi, spekulasinya.

Tim Alaska juga menemukan bahwa ketika para beruang bergerak lagi di musim semi, metabolisme mereka memakan waktu beberapa minggu untuk merangkak kembali normal. Data pemantauan menunjukkan bahwa beruang dengan setengah kecepatan rasio metabolisme masih menunjukkan perilaku normal beruang.

Observasi tersebut cocok dengan studi yang dilakukan pada beruang grizzly yang meluangkan beberapa minggu pertama setelah hibernasi dengan rasio jantung setengah dari kecepatan pada waktu musim panas, kata Lynne Nelson dari Universitas Negara Bagian Washington di Pullman. "Kemampuan adaptasi sistem fisiologi beruang-beruang ini tak pernah berhenti mengejutkanku."







Sumber : http://sainspop.blogspot.com/2011/02/misteri-hibernasi.html

Menakjubkan, NASA Tangkap Penampakan Black Hole `Menelan` Bintang

Liputan6.com, California - Para astronom dari The National Aeronautics and Space Administration (NASA) untuk pertama kalinya mampu menangkap penampakan lubang hitam (black hole) yang menelan sebuah bintang di luar angkasa.

Penampakan ini menjadi fenomena yang luar biasa, karena belum pernah disaksikan oleh mata manusia secara langsung di sepanjang sejarah peristiwa Tata Surya.


Menurut informasi yang tim Tekno Liputan6.com rangkum dari laman The Independent, Senin (30/11/2015), para astronom NASA yang dipimpin ilmuwan dari Johns Hopkins University ini mempublikasikan peristiwa tersebut untuk pertama kali di jurnal Science pada Kamis lalu, 25 November 2015.

An international team of astronomers has witnessed a massive black hole swallowing a whole star for the first time. An artist's impression is pictured left. It then 'burped' a jet of matter (right). The thermal energy of these billows is thought to be equal to the energy our sun would produce over ten million years

Pada saat mengabadikan peristiwa itu, Sjoert Van Velzen, selaku pimpinan proyek ini mengungkapkan bahwa mereka memang sudah memantau pergerakan black hole itu sejak lama.

Barulah disadari, terdapat sebuah bintang yang berukuran sebesar matahari meleset dari orbitnya dan tersedot ke dalam black hole itu. Mereka menunggu momen yang pas di mana bintang itu tersedot dan `dimuntahkan` kembali oleh black hole.

"Bintang besar tersebut ditelan oleh black hole. Setelahnya, black hole tersebut menyemburkan suar (flare) yang kecepatannya hampir menyamai cahaya," tutur Van Velzen.

"Peristiwa ini sangat langka. Ini pertama kalinya kami menyaksikan sebuah peristiwa kehancuran bintang dengan penampakan yang begitu menakjubkan."
Black Hole sendiri merupakan sebuah `ruang` padat di luar angkasa, yang memiliki gaya gravitasi tinggi. Materi ini berasal dari kandungan gas dan cahaya, sehingga membuatnya tak terlihat di ruang hampa udara.


Sementara untuk kasus ini, Van Velzen menjelaskan black hole yang diperlihatkan tergolong ke jenis supermassive black hole, yang mana merupakan lubang hitam terbesar dari semua jenis lubang hitam yang ada di Tata Surya. Besarnya `hanya` sekitar satu juta kali dari massa Matahari.

Namun, kekuatannya untuk `menelan` semua benda luar angkasa yang berada di dekatnya begitu kuat.


 Sumber : http://tekno.liputan6.com/read/2377137/menakjubkan-nasa-tangkap-penampakan-black-hole-menelan-bintang?p=1 

ISPA DAN VITAMIN A

           Di Indonesia, Jumlah kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sangat tinggi dan selalu menempati urutan teratas dari 10 penyakit terbanyak. Kematian balita akibat penyakit ISPA juga  berada pada peringkat teratas. Salah satu solusi pengobatan ISPA ini adalah konsumsi Vitamin A. Pada artikel ini akan dibahas tentang pengaruh Vitamin A terhadap kesembuhan ISPA. Almatsier (2006) menyatakan bahwa Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

           ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang datang secara mendadak serta menimbulkan kegawatan atau kematian. ISPA akan semakin berbahaya jika diderita oleh anak-anak. Selama bertahun-tahun ISPA merupakan masalah kesehatan anak dan penyumbang terbesar penyebab kematian balita (Said, 2006). Jumlah tiap tahunnya kejadian ISPA di Indonesia 150.000 kasus atau seorang balita meninggal tiap 5 menitnya. Penelitian Myrnawati juga menemukan bahwa 20-30% kematian balita disebabkan oleh ISPA.

          Penyebab ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan rikcetsia. Penularannya melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui udara pernapasan. Gejala umumnya adalah batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan demam (Depkes RI, 2006). Salah satu faktor yang mempengaruhi ISPA adalah defisiensi Vitamin A.

         Vitamin A adalah zat gizi yang penting dan tidak dapat disintesa tubuh sehingga perlu di penuhi dari luar melalui makanan atau tablet. Vitamin A esensial untuk kesehatan dan kelangsungan hidup karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi (Almatsier, 2006). Pada keadaan menderita ISPA, suplai Vitamin A dalam hati cepat terkuras. Keadaan ini akan menyebabkan perubahan pada jaringan epitel paru-paru sehingga mudah mengalami keratinisasi. Keadaan ini lah yang mudah dimasuki oleh kuman penyebab ISPA. Untuk mengembalikannya ke kondisi normal maka perlu konsumsi zat gizi terutama Vitamin A.

      Berbagai penelitian menunjukkan bahwa suplai Vitamin A dapat menurunkan 23% angka kmatian akibat ISPA (Agus, 2000). Perbedaan kematian antara anak yang kekurangan dengan yang tidak kekurangan Vitamin A kurang lebih sebesar 30% (Almatsier, 2006).

       ISPA merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang jumlah kejadiannya cukup tinggi di Indonesia terutama pada Balita. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA adalah defisiensi Vitamin A. Menurut berbagai penelitian suplementasi Vitamin A merupakan solusi kesembuhan ISPA karena salah satu khasiat Vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti ISPA. Oleh karena itu, diharapkan pada orang tua yang memiliki Balita untuk terus menjaga asupan gizi balitanya terutama asupan Vitamin A yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan balitanya.






Sumber :

http://www.forumsains.com/artikel/ispa-dan-vitamin-a/

Mengenal Skizofrenia

          Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.


         Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip di seluruh dunia.  Skizofrenia terjadi pada pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya terjadi pada masa remaja atau awal dua puluhan. Pria sering mengalami awitan yang lebih awal daripada wanita.

Faktor resiko penyakit ini termasuk :

  1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
  2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri, dan/atau impulsivitas.
  3. Stress lingkungan
  4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang sangat kecil.
  5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena dideritanya gangguan ini


           Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah diketahui menjadi penyebab skizofrenia. Penyakit ini mungkin mewakili sekelompok heterogen gangguan yang mempunyai gejala-gejala serupa. Secara genetik, sekurang-kurangnya beberapa individu penderita skizofrenia mempunyai kerentanan genetic herediter. Kemungkinan menderita gangguan ini meningkat dengan adanya kedekatan genetic dengan, dan beratnya penyakit, probandnya. Penelitian Computed Tomography (CT) otak dan penelitian post mortem mengungkapkan perbedaan-perbedaan otak penderita skizofrenia dari otak normal walau pun belum ditemukan pola yang konsisten. Penelitian aliran darah, glukografi, dan Brain Electrical Activity Mapping (BEAM) mengungkapkan turunnya aktivitas lobus frontal pada beberapa individu penderita skizofrenia. Status hiperdopaminergik yang khas untuk traktus mesolimbik (area tegmentalis ventralis di otak tengah ke berbagai struktur limbic) menjadi penjelasan patofisiologis yang paling luas diterima untuk skizofrenia.

      Semua tanda dan gejala skizofrenia telah ditemukan pada orang-orang bukan penderita skizofrenia akibat lesi system syaraf pusat atau akibat gangguan fisik lainnya. Gejala dan tanda psikotik tidak satu pun khas pada semua penderita skizofrenia. Hal ini menyebabkan sulitnya menegakkan diagnosis pasti untuk gangguan skizofrenia. Keputusan klinis diambil berdasarkan sebagian pada :
1. Tanda dan gejala yang ada
2. Riwayat psikiatri
3. Setelah menyingkirkan semua etiologi organic yang nyata seperti keracunan dan putus obat akut.

Terapi Penyakit Skizofrenia

         Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Kontraindikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin, molindone, dan thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma sudut tertutup. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang. Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah disbanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia.

         Hal yang penting dilakukan adalah intervensi psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita. Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar. Tujuannya adalah :

  1. Pendidikan pasien dan keluarga tentang sifat-sifat gangguan skizofrenia.
  2. Mengurangi rasa bersalah penderita atas timbulnya penyakit ini. Bantu penderita memandang bahwa skizofrenia adalah gangguan otak.
  3. Mempertinggi toleransi keluarga akan perilaku disfungsional yang tidak berbahaya. Kecaman dari keluarga dapat berkaitan erat dengan relaps.
  4. Mengurangi keterlibatan orang tua dalam kehidupan emosional penderita. Keterlibatan yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko relaps.
  5. Mengidentifikasi perilaku problematik pada penderita dan anggota keluarga lainnya dan memperjelas pedoman bagi penderita dan keluarga.


            Psikodinamik atau berorientasi insight belum terbukti memberikan keuntungan bagi individu skizofrenia. Cara ini malahan memperlambat kemajuan. Terapi individual menguntungkan bila dipusatkan pada penatalaksanaan stress atau mempertinggi kemampuan social spesifik, serta bila berlangsung dalam konteks hubungan terapeutik yang ditandai dengan empati, rasa hormat positif, dan ikhlas. Pemahaman yang empatis terhadap kebingungan penderita, ketakutan-ketakutannya, dan demoralisasinya amat penting dilakukan. 

Prognosis Penyakit Skizofrenia

            Fase residual sering mengikuti remisi gejala psikotik yang tampil penuh, terutama selama tahun-tahun awal gangguan ini. Gejala dan tanda selama fase ini mirip dengan gejala dan tanda pada fase prodromal; gejala-gejala psikotik ringan menetap pada sekitar separuh penderita. Penyembuhan total yang berlangsung sekurang-kurangnya tiga tahun terjadi pada 10% pasien, sedangkan perbaikan yang bermakna terjadi pada sekitar dua per tiga kasus. Banyak penderita skizofrenia mengalami eksaserbasi intermitten, terutama sebagai respon terhadap situasi lingkungan yang penuh stress. Pria biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat dibanding wanita. Sepuluh persen penderita skizofrenia meninggal karena bunuh diri. 

            Prognosis baik berhubungan dengan tidak adanya gangguan perilaku prodromal, pencetus lingkungan yang jelas, awitan mendadak, awitan pada usia pertengahan, adanya konfusi, riwayat untuk gangguan afek, dan system dukungan yang tidak kritis dan tidak terlalu intrusive. Skizofrenia Tipe I tidak selalu mempunyai prognosis yang lebih baik disbanding Skizofrenia Tipe II. Sekitar 70% penderita skizofrenia yang berada dalam remisi mengalami relaps dalam satu tahun. Untuk itu, terapi selamanya diwajibkan pada kebanyakan kasus.






Sumber :

http://www.forumsains.com/artikel/mengenal-penyakit-skizofrenia-salah-satu-gangguan-psikosis-fungsional/

Fungsi dan Nilai terumbu Karang

             Ekosistem terumbu karang merupakan gudang persediaan makanaan dan bahan obat obatan bagi manusia masa kini maupun dimasa mendatang .selain itu keindahan ya juga menjadi daya tarik yang bias menjadi  sumber devisa bagi Negara melalui kegiatan pariwisata.

            Seperti dikutip dalam COREMAP ( coral ree rehabilitation and management program) ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan bintang dan tumbuhan yang banyak diantarnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Berbagai jenis binatang mencari makan dab berlindung di ekosistem ini.berjuta penduduk Indonesia bergantung sepenuhnya pada ekosistem terumbu karang sebagai sumber pencaharian.
         
            Jumlah produksi ikan ,kerangdan kepiting dari ekosisitem terumbu karang secara lestari di seluruh dunia dapat mencapai 9 juta ton atau ssedikitnya 12% dari jumlah tangkapan perikanan dunia. Sumber perikanan yang di topang oleh ekosistem terumbu karang memiliki arti penting bagi msyarakat setempat yang pada umumnya masih memakai alat tradisional.

            Selain ekonominya ,ekosisitem terumbu karang juga merupakan laboratorium alam yang sangat unik utuk bebagai penelitian yang dapat mengungkapakan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia . Beberapa jenis  spongs misalnya merupakan binatang yang antara lain terdapat di ekosistem terumbu karang yang berpotensi mengandung bahan bioaktif yang dapat dijadikan bahan obat obataan anatar lain untuk penyembuhan penyakit kanker.

           
           Selain itu binatang tertentu yang mengandung kalsium karbonat telah di pergunakan untuk pengobatan tulang rapuh .fungsi lain dari ekositem teumbu karang yang hidup dekat denagn panati ialah memberikan perlindunagan bagi berbagai propeti yang ada di kawasan pesisir dari ancaman pengikisan .maka dari itulah kita haru melestarikan terumbu karang untuk anak cucu kita nanti.





Sumber :
http://artikelsainsbiologi.blogspot.com/2010/12/fungsi-dan-nilai-terumbu-karang.html

Mengenal Hidrogen Peroksida

           Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2Oditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.

           Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2O-> H2O + 1/2O2 + 23.45 kkal/mol

           Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10°C (dalam range temperatur 20-100°C)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi
7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek

           Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika (pembuatan PCB).

           Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor.







Sumber :


http://www.forumsains.com/artikel/mengenal-hidrogen-peroksida-h2o2/

Salmonella : Infeksi yang Mematikan

           
            Setiap hari, kita pasti mengkonsumsi makanan yang membuat tubuh bugar dan sehat, seperti makanan karbohidrat, protein dan sayur mayur. Makanan ini sangatlah penting untuk kondisi tubuh yang kuat. Tidak hanya makanan, kebanyakan dari kita juga pasti mempunyai hewan peliharaan dan hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kura-kura, cicak atau pun ular, yang menurut kita sangatlah penting dalam hidup kita. Akan tetapi, kita tidak pernah mengetahui bahwa makanan atau minuman yang kita konsumsi telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonellosis. Tidak hanya itu, kita juga tidak mengetahui kalau hewan pelirahaan kita sebenarnya membawa bakteri Salmonellosis ini, yang amat sangat membahayakan untuk manusia.
       Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan kecepatan luar biasa, dan bisa memperburuk dalam waktu yang sangat cepat. Infeksi Salmonella, disebabkan oleh bakteri Salmonellosis, bisa menyebabkan dehidrasi ekstrim dan juga kematian. Salmonellosis disebarkan kepada orang-orang dengan memakan bakteri Salmonella yang mengkontaminasi dan mencemari makanan. Salmonella ada diseluruh dunia dan dapat mencemari hampir segala tipe makanan. Namun sumber dari penyakit baru-baru ini melibatkan makanan-makanan seperti telur-telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air yang tercemar.
            Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari feces hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya atau panen. Dari hasil yang tersedia dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau FDA, sumber-sumber langsung yang berpotensi dari Salmonella adalah hewan-hewan peliharaan seperti kura-kura, anjing-anjing, kucing-kucing, kebanyakan hewan-hewan ternak, dan manusia-manusia yang terinfeksi. Menurut penelitian-penelitian di seluruh dunia, para ahli menyarankan sumber-sumber makanan, air, atau sumber-sumber lain dari pencemaran mengandung jumlah-jumlah yang besar dari bakteri-bakteri. Meskipun asam lambung manusia dapat mengurangi, menguras sedikit dan membunuh infeksi Salmonella, masih ada beberapa bakteri-bakteri dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil, dan kemudian melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh manusia.
           Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel yang melapisi usus-usus, yang berakibat pada kehilangan cairan usus (diare). Beberapa Salmonella dapat selamat dalam sel-sel dari sistem imun dan dapat mencapai aliran darah, menyebabkan infeksi darah (bacteremia). Tidak hanya itu, ketika infeksi Salmonella sudah memasuki dan mencapai aliran darah, akan mengakibatkan panas dalam, muntaber dan sakit perut yang ekstrim. Biasanya, yang terinfeksi oleh infeksi Salmonella adalah masa bayi-bayi, masa kanak-kanak, masa tua dan orang yang mempunyai system imun yang sangatlah lemah. Sistem imun adalah sistem, termasuk thymus dan bone marrow and lymphoid tisu, yang menjaga dan melindungi tubuh manusia dari infeksi dan bakteri yang asing dengan memproduksi respon imun yang kuat. Akan tetapi, orang yang mempunyai system imun yang sangat lemah, tidak kuat untuk menahan infeksi ataupun bakteri memasuki tubuhnya. Bayi dan kanak-kanak adalah tahapan pertumbuhan paling awal, dan sejak masa itulah sistem imun seorang bayi masih terlalu muda dan belum terlalu kuat untuk melawan infeksi dan bakteri berbahaya, seperti infeksi Salmonella. Sedangkan orang yang sudah cukup tua sudah mencapai tahapan pertumbuhan paling terakhir, dan sejak masa itulah sistem imun seorang yang tua sudah terlalu lemah dan tidak kuat untuk menahan bakteri Salmonella yang amat sangat berbahaya bagi manusia itu.
         Tidak semua bakteri atau infeksi saling menular. Bakteri saling menular dengan 3 cara yaitu secara bersentuhan, secara berterbangan di udara, dan secara makanan ataupun minuman yang kita konsumsi setiap hari. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan semua cara tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Dari hasil penelitian, para ahli menyatakan bahwa bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang mudah dihilangkan tetapi ketika tubuh kita diberi antibiotik, bakteri Salmonellosis tersebut bisa tambah aktif dan membuat proses penularan lebih cepat dibandingkan biasanya. Efek-efek dari serangan bakteri Salmonellosis ini juga sangat berbahaya jika tidak diobati atau dirawat karena bisa menghancurkan sistem imun dengan fatal. Bakteri Salmonellosis adalah bakteri yang menular dengan cara bersentuhan. Contohnya adalah hewan peliharaan kita atau hewan reptil seperti ular dan cicak. Ketika kita menyentuh hewan yang membawa bakteri tersebut, bakterinya akan menyangkut dan menempel di rambut kulit dan lama kelamaan, bisa masuk ke dalam tubuh kita. Bakteri Salmonellosis ini juga menular dengan sangat cepat lewat udara. Ketika tubuh kita terinfeksi oleh Infeksi Salmonella, kita akan mengalami flu yang berat. Dengan flu tersebut, udara yang mengelilingi kita akan terkontaminasi oleh bakteri-bakteri Salmonellosis, yang bisa mengakibatkan penularan yang cepat. Tidak hanya lewat udara dan penyentuhan, bakteri Salmonellosis ini saling menular dengan cara makanan atau minuman. Kalau makanan dan minuman kita terkontaminasi oleh bakteri ini, kita akan mendapat Infeksi Salmonella dengan cara memakan atau meminumnya.





Sumber :
http://www.forumsains.com/artikel/salmonella-infeksi-yang-mematikan%20/

Jumat, 18 Desember 2015

Sintesis Protein


TUGAS MATA KULIAH 

KEHIDUPAN TINGKAT SEL

SINTESIS PROTEIN



Disusun Oleh
Nama          : Diana Adityawardani
NIM            : 13030654053
Kelas          : Pendidikan IPA B 2013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Protein adalah bagian dari sel makhluk hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,  setengahnya ada dalam otot, seperlima ada dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam kulit, selebihnya ada di dalam cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat –zat gizi dan darah, matriks intraselular dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor (senyawa yang mendahului senyawa lain dalam jalur metabolisme) sebagian besar koenzim hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Oleh karena pentingnya peranan protein ini, maka saya akan membahas terkait proses sintesis protein.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana karakteristik dari asam nukleat terkait fungsi dalam mendukung sintesis protein ?
2.      Bagaimana proses sintesis protein pada sel eukariotik dan prokariotik ?
C.      Tujuan
1.      Menjelaskan karakteristik dari asam nukleat terkait fungsinya dalam mendukung sintesis protein.
2.      Menjelaskan proses sintesis protein pada sel eukariotik dan prokariotik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.     Karakteristik Asam Nukleat
Asam nukleat terdiri dari dua macam yaitu DNA (Deoxyribonukleat Acid) dan RNA (Ribonukleat Acid). Nama dari kedua asam nukleat tersebut didasarkan pada molekul gula penyususnnya. DNA mengandung gula deoksiribosa sedangkan RNA mengandung gula ribosa. Kedua jenis asam nukleat ini juga tersusun atas gugus fosfat dan basa nitrogen.
Basa nitrogen dibedakan menjadi dua jenis yaitu pirimidin (kerangka dasar berbentuk cincin tunggal) dan purin (kerangka dasar berbentuk cincin rangkap). Contoh basa yang termasuk pirimidin yaitu sitosin (C), timin (T), dan urasil (U). sedangkan contoh basa purin adalah adenin (A) dan guanine (G). berikut ini penjelasan singkat terkait struktur dua jenis asam nukleat.
1)    DNA
Ø  Struktur
DNA berbentuk dua untaian gugus nukleotid  yang saling melilit atau biasa disebut double helix. Setiap untaian merupakan rangkaian molekul-molekul nukleotid dalam bentuk deoksiribonukleotid, sedangkan  setiap molekul nukleotid terdiri atas tiga gugus yaitu :
1.      Gugus basa nitrogen
Erwin Chargaff menunjukkan jumlah basa nitrogen ada 4 yaitu Adenin (A), Citosin (C), timin (T), dan Guanin (G).  Kaidah Chargaff, pada semua spesies rasio Adenin terhadap timin dan guanine terhadap sitosin = 1 yang berarti jumlah Adenin = Timin dan Guanin = Sitosin, serta Adenin selalu berpasangan dengan Timin dan Guanin selalu berpasangan dengan sitosin. Pasangan tersebut tidak pernah keliru karena jarak antara kedua pasangan basa nitrogen ini tidak memungkinkan adanya ikatan hydrogen.
2.      Gugus gula dalam bentuk deoksiribosa
3.      Gugus fosfat


Dalam DNA, nukleotida bergabung melalui proses kondensasi membentuk dua rantai panjang yang menghasilkan satu molekul besar. Dua rantai nukleotida dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang terdapat antar basa, dan menghasilkan struktur mirip tangga terpilin (Rachmadiarti,2007:125)

Dalam molekul DNA, nukleotid disusun secara khusus yaitu atom karbon 3’ dari satu nukleotid dihubungkan dengan karbon 5’ dari nukleotida berikutnya oleh atom fosfat. Jadi nukleotida satu sama lain dirangkai oleh fosfat antar gula C3 – C5 .
Proses pengemasan DNA dalam inti dilakukan karena adanya peran penting protein pengikat yang dinamakan histon. Molekul histon sebenarnya memiliki ukuran yang kecil dibandingkan dengan molekul DNA tetapi karena histon banyak mengandung asam amino yang bermuatan positif maka muatan positif tersebut sangat membantu ikatan dengan molekul DNA menjadi lebih erat tanpa tergantung pada jenis basa yang menyusunnya (Subowo,2011:162).
1)     RNA
RNA merupakan polimer nukleotida. RNA tersusun atas :
1.      Satu gugus gula ribose
2.      Satu gugus fosfat
3.      Gugus basa nitrogen.
Memiliki jumlah basa nitrogen ada 4 yaitu Adenin (A), Citosin (C), Urasil (U), dan Guanin (G)
Tiga tipe RNA adalah sebagai berikut :
1. Messenger RNA (mRNA) atau disebut juga RNA duta, merupakan RNA terbesar dan terpanjang. RNA ini membentuk pita panjang dan berfungsi sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Oleh karena itu, RNA ini disebut juga kodon karena merupakan hasil transkripsi DNA di dalam inti sel.

2. Transfer RNA (tRNA) merupakan RNA pendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA sehingga disebut juga antikodon. RNA ini berfungsi juga mengikat asam-asam amino yang  akan disusun menjadi pita polipeptida di ribosom. Sisi anti kodon tRNA akan berhubungan dengan kodon mRNA.

3. Ribosom RNA (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom. RNA ini berupa pita tunggal tidak bercabang dan fleksibel.

Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara DNA dan RNA:


B.     REPLIKASI DNA

Replikasi DNA adalah mekanisme menyalin secara tepat semua semua informasi genetic dari satu sel ke sel yang lain. Berikut ini model-model mengenai replikasi DNA 


Model yang diakui sampai sekarang adalah model semikonservatif . Berikut ini proses replikasi DNA menurut model semikonservatif

1)     DNA yang akan direplikasi:
a.       Diputus ikatan hidrogennya oleh helikase memenuhi aturan downstream, yaitu dari arah 3’ ke 5’ DNA awal.
b.      Diluruskan oleh topoisomerase.
2)      DNA polimerase kemudian mulai membentuk salinan DNA baru dari titik promoter (awal) ke titik terminator (akhir), memenuhi aturan downstream.
a.       Pada rantai bearah 3’ ke 5’, replikasi DNA berjalan kontinu/tidak terputus (leading strands).
b.      Pada rantai berarah 5’ ke 3’, replikasi DNA berjalan diskontinu/terputus (lagging strands).
3)     Rantai yang mengalami lagging strands menghasilkan fragmen terputus-putus yang disebut fragmen Okazaki.

4)     Fragmen Okazaki kemudian diperbaiki oleh ligase agar DNA baru dapat terbentuk seperti normal. 

C.     SINTESIS PROTEIN
Proses sintesis atau pembentukan protein memerlukan adanya molekul RNA yang merupakan materi genetik di dalam kromosom, serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan.Di dalam DNA terkandung gen. Gen menspesifikasikan protein melalui transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah pembentukan mRNA oleh DNA sense.  Translasi adalah penerjemahan mRNA oleh tRNA.
1. Sintesis Protein pada Sel Eukariotik
Sintesis protein pada sel eukariotik terjadi di dua tempat yaitu inti sel dan sitoplasma.
Transkripsi
Proses transkripsi terjadi di inti sel. Urutan proses transkripsi adalah :


a.       Diawali dengan membukanya rantai rangkap DNA.
b.      Salah satu rantai DNA berfungsi sebagai cetakam mRNA, DNA menyintesis molekul mRNA pada arah 3’à 5’.
c.       Mekanisme trnskripsi mRNA dengan menggunakan molekul DNA sebagai pola memerlukan enzim polymerase agar setiap nukleotid yang disalin dapat dirangkai menjdi untaian mRNA, dengan :
·         Basa T pada DNA disalin menjadi basa A pada mRNA
·         Basa A pada DNA disalin menjadi basa U pada mRNA
·         Basa C pada DNA disalin menjadi basa G pada mRNA
·         Basa G pada DNA disalin menjadi basa C pada mRNA
Setiap kodon pada DNA ataupun transkripsinya pada mRNA akan menentukan jenis asam amino yang akan menyusun protein. Setiap kodon tersusun atas 3 nukleotid, hal tesebut dikarenakan ada 20 jenis asam amino yang dibutuhkan maka untuk memenuhi asam amino yang dibutuhkan digunakan kombinasi dari 4 nukleotid (T,A,G,C) dari DNA. Dengan demikian DNA dapat memberikan informasi berbentuk sandi dari 4 nukleotid sebanyak 43 atau 64 buah untuk sintesis protein.
d.      Pada tahap berikutnya terjadi splicing yaitu pengurangan jumlah nukleotida. Hal tersebut dikarenakan tidak semua rangkaian kodon yang telah ditranskripsikan menjadi mRNA sudah dapat langsung diangkut keluar inti menuju ribosom yang ada di sitoplasma, semua itu terdiri atas penggal-penggal yang  berbeda fungsi dalam sintesis protein. Jenis penggal pertama adalah ekson dan yang kedua adalah intron. Maka dari itu agar mRNA dapat keluar menuju ribosom dilakukan pemotongan intron karena intron tidak diekspresikan sebagai protein, kemudian penyambungan ekson dilakukan oleh spliceosom sehinggan membentuk mRNA fungsional. mRNA ini lah yang kemudian dibawa keluar menuju ribososm untuk proses translasi (Subowo,2011:184)
Proses splicing mRNA


Translasi
Proses translasi ini terjadi di dalam sitoplasma tepatnya di ribosom. Urutan proses translasi sebagai berikut :

a.       mRNA melekat pada ribosom yang terdapat pada sitoplasma. Ribosom terdapat dalam dua bentuk yaitu sub unit kecil dan sub unit besar.
b.      Ribosom sub unit kecil bertugas melekat pada urutan basa nukleotida pada mRNA yang disebut kodon. Sedangkan sub unit besar merangkai asam amino yang dibawa oleh antikodon pada tRNA menjadi polinukleotida.
c.       Ribosom mulai melekatkan diri pada salah satu ujung (kodon start) mRNA. Awal pembacaan ditandai dengan kodon urutan AUG yang diterjemahakan dalam asam amino methionin. Proses perlekatan awal ini disebut inisiasi. kemudian proses dilanjutkan dengan proses tRNA bergerak sepanjang mRNA untuk membaca pasan (kodon) yang ada sepanjang mRNA tersebut, proses ini disebut elongasi.
d.      tRNA datang membawa asam amino yang sesuai denga kode genetic yang dibawa mRNA. Kode ini merupakan untaian nukleotida yang dipaket tiga-tiga (triplet/kodon) tRNA ini menggabung dengan mRNA sesuai dengan pasangan basa nitrogen. Proses ini bisa disebut tRNA menerjemahkan “bahasa” yang dibawa mRNA menjadi asam amino. Proses menerjemahkan ini akan berhenti bila ribosom menemukan kodon stop pada mRNA. Proses ini disebut terminasi dimana bila ribosom bertemu dengan kodon stop berupa UAA, UAG,dan UGA.
e.       Asam amino yang dirangkai menjadi urutan asam amino yang disebut polipeptida dan pada akhirnya terbentuklah protein. 

2.  Sintesis Protein pada Sel Prokariotik
Sintesis protein pada sel prokariotik pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sintesis protein eukariotik. Perbedaan yang mendasar pada keduanya disebabkan adanya perbedaan perangkat yang dimiliki oleh keduanya.
Sel prokariotik tidak memiliki membran nuclearis seperti eukariotik. Sel prokariotik hanya memiliki ribosom. Karena sel prokariotik tidak memiliki dinding pemisah yang akan membentuk inti, maka seluruh proses sintesis protein baik transkripsi maupun translasi terjadi di sitoplasma. Dengan demikian sangat mudah melakukan translasi di ribosom. Hal tersebut karena ekson pada gen sel prokariotik tidak dipisahkan oleh penggal intron sehingga sel pada prokariotik tidak berlangsung splicing seperti pada sel eukaritok.

Gambar ilustrasi perbedaan sintesis protein pada eukariotik dan prokariotik



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Asam nukleat terdiri atas dua macam yaitu DNA dan RNA. Kedua memiliki perbedaan mulai dari gula penyusun, letak, dan bentuk. DNA memiliki fungsi terkait dengan penurunan sifat dan sintesis protein namun RNA memiliki fungsi terkait sintesis protein.
2.      Sintesis protein merupakan proses pembentukan protein. Dalam prosesnya DNA dan RNA memiliki peranan penting terkait dalam proses kode genetic untuk menentukan asam amino yang kemudian membentuk protein. Sintesis protein pada sel eukaritiok terjadi di dua tempat yaitu inti sel dan sitoplasma sedangkan pada sel prokariotik sintesis protein terjadi di sitoplasma karena pada sel ini tidak terdapat inti sel.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Replikasi DNA dan Sintesis Protein (online). Tersedia : https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/rpsin_bio4.pdf . Diakses tanggal 20 November 2015, Pukul 19.30 WIB.
Marsenda, Pisca Hana. 2014. Makalah Struktur Serta Fungsi DNA dan Protein (online). Tersedia : https://www.academia.edu/10235101/makalah_struktur_serta_fungsi_dna_dan_protein. Diakses tanggal 21 November 2015, Pukul 20.05 WIB.
Rachmadiarti, Fida dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa Press

Subowo . 2011. Biologi Sel Edisi ke 6. Jakarta: Sagung Seto