TUGAS MATA KULIAH
KEHIDUPAN TINGKAT SEL
SINTESIS PROTEIN
Disusun
Oleh
Nama : Diana Adityawardani
NIM : 13030654053
Kelas : Pendidikan IPA B 2013
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Protein adalah
bagian dari sel makhluk hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada dalam otot,
seperlima ada dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam
kulit, selebihnya ada di dalam cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim,
berbagai hormon, pengangkut zat –zat gizi dan darah, matriks intraselular dan
sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor (senyawa yang mendahului senyawa lain dalam jalur
metabolisme) sebagian besar koenzim hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul
yang esensial untuk kehidupan. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan
tubuh.
Oleh karena
pentingnya peranan protein ini, maka saya akan membahas terkait proses sintesis
protein.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
karakteristik dari asam nukleat terkait fungsi dalam mendukung sintesis protein
?
2. Bagaimana
proses sintesis protein pada sel eukariotik dan prokariotik ?
C. Tujuan
1.
Menjelaskan karakteristik dari asam nukleat terkait fungsinya
dalam mendukung sintesis protein.
2.
Menjelaskan proses sintesis protein pada sel eukariotik dan
prokariotik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Asam Nukleat
Asam nukleat
terdiri dari dua macam yaitu DNA (Deoxyribonukleat Acid) dan RNA (Ribonukleat
Acid). Nama dari kedua asam nukleat tersebut didasarkan pada molekul gula
penyususnnya. DNA mengandung gula deoksiribosa sedangkan RNA mengandung gula
ribosa. Kedua jenis asam nukleat ini juga tersusun atas gugus fosfat dan basa
nitrogen.
Basa
nitrogen dibedakan menjadi dua jenis yaitu pirimidin (kerangka dasar berbentuk
cincin tunggal) dan purin (kerangka dasar berbentuk cincin rangkap). Contoh
basa yang termasuk pirimidin yaitu sitosin (C), timin (T), dan urasil (U).
sedangkan contoh basa purin adalah adenin (A) dan guanine (G). berikut ini
penjelasan singkat terkait struktur dua jenis asam nukleat.
1)
DNA
Ø Struktur
DNA berbentuk dua untaian gugus
nukleotid yang saling melilit atau biasa
disebut double helix. Setiap untaian
merupakan rangkaian molekul-molekul nukleotid dalam bentuk deoksiribonukleotid,
sedangkan setiap molekul nukleotid
terdiri atas tiga gugus yaitu :
1. Gugus basa
nitrogen
Erwin Chargaff menunjukkan jumlah basa
nitrogen ada 4 yaitu Adenin (A), Citosin (C), timin (T), dan Guanin (G). Kaidah Chargaff, pada semua spesies rasio
Adenin terhadap timin dan guanine terhadap sitosin = 1 yang berarti jumlah
Adenin = Timin dan Guanin = Sitosin, serta Adenin selalu berpasangan dengan
Timin dan Guanin selalu berpasangan dengan sitosin. Pasangan tersebut tidak
pernah keliru karena jarak antara kedua pasangan basa nitrogen ini tidak
memungkinkan adanya ikatan hydrogen.
2. Gugus gula
dalam bentuk deoksiribosa
3. Gugus fosfat
Dalam DNA, nukleotida bergabung
melalui proses kondensasi membentuk dua rantai panjang yang menghasilkan satu
molekul besar. Dua rantai nukleotida dihubungkan oleh ikatan hydrogen yang
terdapat antar basa, dan menghasilkan struktur mirip tangga terpilin
(Rachmadiarti,2007:125)
Dalam
molekul DNA, nukleotid disusun secara khusus yaitu atom karbon 3’ dari satu
nukleotid dihubungkan dengan karbon 5’ dari nukleotida berikutnya oleh atom
fosfat. Jadi nukleotida satu sama lain dirangkai oleh fosfat antar gula C3
– C5 .
Proses
pengemasan DNA dalam inti dilakukan karena adanya peran penting protein
pengikat yang dinamakan histon. Molekul histon sebenarnya memiliki ukuran yang
kecil dibandingkan dengan molekul DNA tetapi karena histon banyak mengandung
asam amino yang bermuatan positif maka muatan positif tersebut sangat membantu
ikatan dengan molekul DNA menjadi lebih erat tanpa tergantung pada jenis basa
yang menyusunnya (Subowo,2011:162).
1) RNA
RNA merupakan polimer nukleotida. RNA
tersusun atas :
1. Satu gugus
gula ribose
2. Satu gugus
fosfat
3. Gugus basa
nitrogen.
Tiga tipe
RNA adalah sebagai berikut :
1. Messenger
RNA (mRNA) atau disebut juga RNA duta, merupakan RNA terbesar dan terpanjang.
RNA ini membentuk pita panjang dan berfungsi sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Oleh karena itu, RNA ini disebut juga kodon karena merupakan hasil
transkripsi DNA di dalam inti sel.
2. Transfer RNA
(tRNA) merupakan RNA pendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA
sehingga disebut juga antikodon. RNA ini berfungsi juga mengikat asam-asam
amino yang akan disusun menjadi pita polipeptida di ribosom. Sisi anti
kodon tRNA akan berhubungan dengan kodon mRNA.
3. Ribosom RNA (rRNA) merupakan RNA yang terdapat di dalam ribosom.
RNA ini berupa pita tunggal tidak bercabang dan fleksibel.
Berikut ini merupakan tabel
perbedaan antara DNA dan RNA:
B.
REPLIKASI
DNA
Replikasi DNA adalah mekanisme
menyalin secara tepat semua semua informasi genetic dari satu sel ke sel yang
lain. Berikut ini model-model mengenai replikasi DNA
Model yang diakui sampai sekarang adalah model semikonservatif . Berikut ini proses
replikasi DNA menurut model semikonservatif
1) DNA yang akan direplikasi:
a. Diputus ikatan hidrogennya oleh helikase memenuhi aturan downstream, yaitu dari arah 3’ ke 5’ DNA awal.
b. Diluruskan oleh topoisomerase.
2) DNA polimerase kemudian mulai
membentuk salinan DNA baru dari titik promoter
(awal) ke titik terminator (akhir),
memenuhi aturan downstream.
a. Pada rantai bearah 3’ ke 5’, replikasi DNA
berjalan kontinu/tidak terputus
(leading strands).
b. Pada rantai berarah 5’ ke 3’, replikasi DNA
berjalan diskontinu/terputus (lagging strands).
3) Rantai yang mengalami lagging strands menghasilkan fragmen terputus-putus yang disebut fragmen
Okazaki.
4)
Fragmen Okazaki kemudian diperbaiki oleh ligase agar DNA baru dapat terbentuk
seperti normal.
C.
SINTESIS
PROTEIN
Proses sintesis atau pembentukan protein
memerlukan adanya molekul RNA yang merupakan materi genetik di dalam kromosom,
serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan.Di dalam DNA terkandung gen. Gen
menspesifikasikan protein melalui transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah pembentukan mRNA
oleh DNA sense. Translasi adalah penerjemahan mRNA oleh tRNA.
1. Sintesis
Protein pada Sel Eukariotik
Sintesis
protein pada sel eukariotik terjadi di dua tempat yaitu inti sel dan
sitoplasma.
Transkripsi
Proses
transkripsi terjadi di inti sel. Urutan proses transkripsi adalah :
a. Diawali
dengan membukanya rantai rangkap DNA.
b. Salah satu
rantai DNA berfungsi sebagai cetakam mRNA, DNA menyintesis molekul mRNA pada
arah 3’à 5’.
c. Mekanisme
trnskripsi mRNA dengan menggunakan molekul DNA sebagai pola memerlukan enzim
polymerase agar setiap nukleotid yang disalin dapat dirangkai menjdi untaian
mRNA, dengan :
·
Basa T pada DNA disalin menjadi basa A pada mRNA
·
Basa A pada DNA disalin menjadi basa U pada mRNA
·
Basa C pada DNA disalin menjadi basa G pada mRNA
·
Basa G pada DNA disalin menjadi basa C pada mRNA
Setiap kodon
pada DNA ataupun transkripsinya pada mRNA akan menentukan jenis asam amino yang
akan menyusun protein. Setiap kodon tersusun atas 3 nukleotid, hal tesebut
dikarenakan ada 20 jenis asam amino yang dibutuhkan maka untuk memenuhi asam
amino yang dibutuhkan digunakan kombinasi dari 4 nukleotid (T,A,G,C) dari DNA.
Dengan demikian DNA dapat memberikan informasi berbentuk sandi dari 4 nukleotid
sebanyak 43 atau 64 buah untuk sintesis protein.
d. Pada tahap
berikutnya terjadi splicing yaitu
pengurangan jumlah nukleotida. Hal tersebut dikarenakan tidak semua rangkaian
kodon yang telah ditranskripsikan menjadi mRNA sudah dapat langsung diangkut
keluar inti menuju ribosom yang ada di sitoplasma, semua itu terdiri atas
penggal-penggal yang berbeda fungsi dalam
sintesis protein. Jenis penggal pertama adalah ekson dan yang kedua adalah
intron. Maka dari itu agar mRNA dapat keluar menuju ribosom dilakukan
pemotongan intron karena intron tidak diekspresikan sebagai protein, kemudian
penyambungan ekson dilakukan oleh spliceosom
sehinggan membentuk mRNA fungsional. mRNA ini lah yang kemudian dibawa
keluar menuju ribososm untuk proses translasi (Subowo,2011:184)
Proses splicing mRNA
Translasi
Proses translasi ini terjadi di dalam
sitoplasma tepatnya di ribosom. Urutan proses translasi sebagai berikut :
a. mRNA melekat
pada ribosom yang terdapat pada sitoplasma. Ribosom terdapat dalam dua bentuk
yaitu sub unit kecil dan sub unit besar.
b. Ribosom sub
unit kecil bertugas melekat pada urutan basa nukleotida pada mRNA yang disebut
kodon. Sedangkan sub unit besar merangkai asam amino yang dibawa oleh antikodon
pada tRNA menjadi polinukleotida.
c. Ribosom
mulai melekatkan diri pada salah satu ujung (kodon start) mRNA. Awal pembacaan
ditandai dengan kodon urutan AUG yang diterjemahakan dalam asam amino
methionin. Proses perlekatan awal ini disebut inisiasi. kemudian proses dilanjutkan dengan proses tRNA bergerak
sepanjang mRNA untuk membaca pasan (kodon) yang ada sepanjang mRNA tersebut,
proses ini disebut elongasi.
d. tRNA datang
membawa asam amino yang sesuai denga kode genetic yang dibawa mRNA. Kode ini
merupakan untaian nukleotida yang dipaket tiga-tiga (triplet/kodon) tRNA ini
menggabung dengan mRNA sesuai dengan pasangan basa nitrogen. Proses ini bisa
disebut tRNA menerjemahkan “bahasa” yang dibawa mRNA menjadi asam amino. Proses
menerjemahkan ini akan berhenti bila ribosom menemukan kodon stop pada mRNA.
Proses ini disebut terminasi dimana
bila ribosom bertemu dengan kodon stop berupa UAA, UAG,dan UGA.
e. Asam amino
yang dirangkai menjadi urutan asam amino yang disebut polipeptida dan pada
akhirnya terbentuklah protein.
2. Sintesis Protein
pada Sel Prokariotik
Sintesis
protein pada sel prokariotik pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sintesis
protein eukariotik. Perbedaan yang mendasar pada keduanya disebabkan adanya
perbedaan perangkat yang dimiliki oleh keduanya.
Sel
prokariotik tidak memiliki membran
nuclearis seperti eukariotik. Sel prokariotik hanya memiliki ribosom.
Karena sel prokariotik tidak memiliki dinding pemisah yang akan membentuk inti,
maka seluruh proses sintesis protein baik transkripsi maupun translasi terjadi
di sitoplasma. Dengan demikian sangat mudah melakukan translasi di ribosom. Hal
tersebut karena ekson pada gen sel prokariotik tidak dipisahkan oleh penggal
intron sehingga sel pada prokariotik tidak berlangsung splicing seperti pada sel eukaritok.
Gambar ilustrasi perbedaan sintesis protein
pada eukariotik dan prokariotik
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Asam nukleat
terdiri atas dua macam yaitu DNA dan RNA. Kedua memiliki perbedaan mulai dari
gula penyusun, letak, dan bentuk. DNA memiliki fungsi terkait dengan penurunan
sifat dan sintesis protein namun RNA memiliki fungsi terkait sintesis protein.
2. Sintesis
protein merupakan proses pembentukan protein. Dalam prosesnya DNA dan RNA
memiliki peranan penting terkait dalam proses kode genetic untuk menentukan
asam amino yang kemudian membentuk protein. Sintesis protein pada sel
eukaritiok terjadi di dua tempat yaitu inti sel dan sitoplasma sedangkan pada
sel prokariotik sintesis protein terjadi di sitoplasma karena pada sel ini tidak
terdapat inti sel.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2013. Replikasi DNA dan Sintesis Protein (online). Tersedia : https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/rpsin_bio4.pdf
. Diakses tanggal 20 November 2015, Pukul 19.30 WIB.
Marsenda, Pisca Hana. 2014. Makalah Struktur Serta Fungsi DNA dan
Protein (online). Tersedia : https://www.academia.edu/10235101/makalah_struktur_serta_fungsi_dna_dan_protein.
Diakses tanggal 21 November 2015, Pukul 20.05 WIB.
Rachmadiarti, Fida dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa Press
Subowo . 2011. Biologi Sel Edisi ke 6. Jakarta: Sagung Seto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar